MAKALAH
“SEJARAH PERANG BADAR”
Disusun Oleh :
1. Adimas
Bagus (02)
2. Ardyansyah
Adam N (05)
3. Edo
Kristanto (08)
4. Lativa
Dwi U (14)
5. Lisa
Nurkumala S (15)
6. Milla
Mar`atus S (17)
7. M.
Fajar I (18)
8. Moh.Nashrulloh
(19)
9. Titik
Irawati (30)
10. Yunus Alfian (33)
PEMERINTAH
KABUPATEN LAMONGAN
D I N A S P E N D I D I K A N
SMK NEGERI 1
SAMBENG
Alamat
: Jl.Raya Pasar Legi No. 1 Kec. Sambeng Lamongan
Telp
/ fax. (0322) 454027 website : smkn1sambeng.sch.id Kode Pos 62284
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
karena anugerah dari-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang "Adab
Terhadap Orang Tua" ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan
menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas pendidikan agama dengan judul "Adab Terhadap Orang Tua". Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan jangan lupa ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa diperbaiki.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas pendidikan agama dengan judul "Adab Terhadap Orang Tua". Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan jangan lupa ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa diperbaiki.
Lamongan,
14 Mei 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Sampul
.................................................................................................... i
Kata
pengantar ....................................................................................... ii
Daftar
isi.................................................................................................. iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang ............................................................................ 1
B. Perumusan
masalah .................................................................... 3
BAB
II ISI
A. sejarah
Perang Badar................................................................... 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 15
B. Saran ........................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Rencana hijrah Rasulullah diawali
karena adanya perjanjian antara Nabi Muhammad SAW dengan orang-orang Yatsrib
yaitu suku Aus dan Khazraj saat di Mekkah yang terdengar sampai ke kaum Quraisy
hingga Kaum Quraisy pun merencanakan untuk membunuh Nabi Muhammad SAW.
Pembunuhan itu direncanakan melibatkan semua suku. Setiap suku diwakili oleh
seorang pemudanya yang terkuat. Rencana pembunuhan itu terdengar oleh Nabi SAW,
sehingga ia merencanakan hijrah bersama sahabatnya, Abu Bakar. Abu Bakar
diminta mempersiapkan segala hal yang diperlukan dalam perjalanan, termasuk 2
ekor unta. Sementara Ali bin Abi Thalib diminta untuk menggantikan Nabi SAW
menempati tempat tidurnya agar kaum Quraisy mengira bahwa Nabi SAW masih tidur.
Pada
malam hari yang direncanakan, di tengah malam buta Nabi SAW keluar dari
rumahnya tanpa diketahui oleh para pengepung dari kalangan kaum Quraisy. Nabi
SAW menemui Abu Bakar yang telah siap menunggu. Mereka berdua keluar dari Mekah
menuju sebuah Gua Tsur, kira-kira 3 mil sebelah selatan Kota Mekah. Mereka
bersembunyi di gua itu selama 3 hari 3 malam menunggu keadaan aman.
Pada
malam ke-4, setelah usaha orang Quraisy mulai menurun karena mengira Nabi SAW
sudah sampai di Yatsrib, keluarlah Nabi SAW dan Abu Bakar dari
persembunyiannya. Pada waktu itu Abdullah bin Uraiqit yang diperintahkan oleh
Abu Bakar pun tiba dengan membawa 2 ekor unta yang memang telah dipersiapkan
sebelumnya. Berangkatlah Nabi SAW bersama Abu Bakar menuju Yatsrib menyusuri
pantai Laut Merah, suatu jalan yang tidak pernah ditempuh orang.
Setelah
7 hari perjalanan, Nabi SAW dan Abu Bakar tiba di Quba, sebuah desa yang
jaraknya 5 km dari Yatsrib. Di desa ini mereka beristirahat selama beberapa
hari. Mereka menginap di rumah Kalsum bin Hindun. Di halaman rumah ini Nabi SAW
membangun sebuah masjid yang kemudian terkenal sebagai Masjid Quba. Inilah
masjid pertama yang dibangun Nabi SAW sebagai pusat peribadatan.
Tak
lama kemudian, Ali menggabungkan diri dengan Nabi SAW. Sementara itu penduduk Yatsrib
menunggu-nunggu kedatangannya. Menurut perhitungan mereka, berdasarkan
perhitungan yang lazim ditempuh orang, seharusnya Nabi SAW sudah tiba di
Yatsrib. Oleh sebab itu mereka pergi ke tempat-tempat yang tinggi, memandang ke
arah Quba, menantikan dan menyongsong kedatangan Nabi SAW dan rombongan.
Akhirnya
waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Dengan perasaan bahagia, mereka
mengelu-elukan kedatangan Nabi SAW. Mereka berbaris di sepanjang jalan dan
menyanyikan lagu Thala' al-Badru, yang isinya:
Telah
tiba bulan purnama, dari Saniyyah al-Wadâ'i (celah-celah bukit). Kami wajib
bersyukur, selama ada orang yang menyeru kepada Ilahi, Wahai orang yang diutus
kepada kami, engkau telah membawa sesuatu yang harus kami taati. Setiap orang
ingin agar Nabi SAW singgah dan menginap di rumahnya.
Tetapi
Nabi SAW hanya berkata,
"Aku
akan menginap dimana untaku berhenti. Biarkanlah dia berjalan sekehendak
hatinya."
Ternyata
unta itu berhenti di tanah milik dua anak yatim, yaitu Sahal dan Suhail, di
depan rumah milik Abu Ayyub al-Anshari. Dengan demikian Nabi SAW memilih rumah
Abu Ayyub sebagai tempat menginap sementara. Tujuh bulan lamanya Nabi SAW
tinggal di rumah Abu Ayyub, sementara kaum Muslimin bergotong-royong membangun
rumah untuknya.
Sejak
itu nama kota Yatsrib diubah menjadi Madînah an-Nabî (kota nabi). Orang sering
pula menyebutnya Madînah al-Munawwarah (kota yang bercahaya), karena dari
sanalah sinar Islam memancar ke seluruh dunia.
B.
PERUMUSAN MASALAH
Perumusan Masalah Dari latar
belakang masalah diatas dapat kami rumuskan permasalahan yang akan kami bahas
dalam makalah ini diantaranya :
Bagaimana
riwayat hidup Nabi Muhammad SAW? Bagaimana peran Nabi Muhammad SAW pada periode
mekah? Bagaimana peran Nabi Muhammad SAW pada periode madinah? C. Tujuan
Pembahasan Tujuan pembahasan makalah ini yakni :
Untuk
mengetahui riwayat hidup nabi muhammad SAW. Untuk mengetahui peran Nabi
Muhammad SAW pada periode Mekah. Untuk mengetahui peran Nabi Muhammad SAW pada
periode Madinah. D. Manfaat dan Kegunaan Pembahasan Manfaat dari pembahasan
makalah yanng berjudul Nabi Muhammad ini yakni untuk lebih mengetahui dan
memahami sejarah/ siroh yang dapat kita ambil ‘ibrah dalam kehidupan zaman
sekarang ini. Adapun kegunaan pembahsan ini yakni untuk menambah hasanah
keilmuan dan kami gunakan sebagai materi dalam diskusi kelas pada mata kuliah
sejarah peradaban islam.
BAB II
ISI
A.
SEJARAH PERANG BADAR
Perang Badar
terjadi pada 7 Ramadhan, dua tahun setelah hijrah. Ini adalah peperangan
pertama yang mana kaum Muslim (Muslimin) mendapat kemenangan terhadap kaum
Kafir dan merupakan peperangan yang sangat terkenal karena beberapa kejadian
yang ajaib terjadi dalam peperangan tersebut. Rasulullah Shallalaahu 'alayhi wa
sallam telah memberikan semangat kepada Muslimin untuk menghadang khafilah suku
Quraish yang akan kembali ke Mekkah dari Syam. Muslimin keluar dengan 300 lebih
tentara tidak ada niat untuk menghadapi khafilah dagang yang hanya terdiri dari
40 lelaki, tidak berniat untuk menyerang tetapi hanya untuk menunjuk kekuatan
terhadap mereka. Khafilah dagang itu lolos, tetapi Abu Sufyan telah menghantar
pesan kepada kaumnya suku Quraish untuk datang dan menyelamatkannya. Kaum
Quraish maju dengan pasukan besar yang terdiri dari 1000 lelaki, 600 pakaian
perang, 100 ekor kuda, dan 700 ekor unta, dan persediaan makanan mewah yang
cukup untuk beberapa hari.
Kafir Quraish
ingin menjadikan peperangan ini sebagai kemenangan bagi mereka yang akan
meletakkan rasa takut di dalam hati seluruh kaum bangsa Arab. Mereka hendak
menghancurkan Muslimin dan mendapatkan keagungan dan kehebatan. Banyangkan,
pasukan Muslimin dengan jumlah tentara yang kecil (termasuk 2 ekor kuda),
keluar dengan niat mereka hanya untuk menghadang 40 lelaki yang tidak
bersenjata akan tetapi harus menghadapi pasukan yang dipersiapkan dengan baik
-3 kali- dari jumlah mereka. Rasulullah SAW dengan mudah meminta mereka
Muslimin untuk perang dan mereka tidak akan menolak, akan tetapi, beliau SAW
ingin menekankan kepada pengikutnya bahwa mereka harus mempertahankan keyakinan
dan keimanan dan untuk menjadi pelajaran bagi kita. Beliau SAW mengumpulkan
para sahabatnya untuk mengadakan musyawarah. Banyak di antara sahabat Muhajirin
yang memberikan usulan, dengan menggunakan kata-kata yang baik untuk
menerangkan dedikasi mereka. Tetapi ada seorang sahabat yaitu Miqdad bin
Al-Aswad ra., dia berdiri dihadapan mereka yang masih merasa takut dan berkata
kepada Rasulullah SAW, "Ya Rasulullah (SAW)!, Kami tidak akan mengatakan
kepadamu seperti apa yang dikatakan oleh bani Israel kepada Musa (AS),
'Pergilah kamu bersama Tuhanmu, kami duduk (menunggu) di sini'( Dalam surah
Al-Maidah). Pergilah bersama dengan keberkahan Allah dan kami akan bersama
dengan mu !".
Rasulullah SAW
merasa sangat suka, akan tetapi Rasulullah hanya diam, beliau menunggu dan
beberapa orang dari sahabat dapat mengetahui keinginan Beliau SAW. Sejauh ini
hanya sahabat Muhajirin yang telah menyatakan kesungguhan mereka, akan tetapi
Beliau menuggu para sahabat Anshor yang sebagian besar tidak hadir dalam baiat
'Aqaabah untuk turut serta dalam berperang melawan kekuatan musuh bersama-sama
Rasulullah SAW di luar kawasan mereka. Maka, pemimpin besar sahabat Anshor,
Sa'ad bin Muadh angkat bicara, "Ya Rasulullah (SAW) mungkin yang engkau
maksudkan adalah kami". Rasulullah SAW menyetujuinya. S'ad kemudian
menyampaikan pidatonya yang sangat indah yang mana dia berkata,"Wahai
utusan Allah, kami telah mempercayai bahwa engkau berkata benar, Kami telah
memberikan kepadamu kesetiaan kami untuk mendengar dan thaat kepadamu... Demi
ALlah, Dia yang telah mengutusmu dengan kebenaran, jika engkau memasuki laut,
kami akan ikut memasukinya bersamamu dan tidaka ada seorangpun dari kami yang
akan tertinggal di belakang... Mudah-mudahan Allah akan menunjukkan kepadamu
yang mana tindakan kami akan menyukakan mu. Maka Majulah bersama-sama kami,
letakkan kepercayaan kami di dalam keberkahan Allah".
Rasulullah sangat menyukai apa yang disampaikan dan kemudian beluai bersabda, "Majulah ke depan dan yakinlah yang Allah telah menjajikan kepadaku satu dari keduanya (khafilah dagang atau perang), dan demi Allah, seolah olah aku telah dapat melihat pasukan musuh terbaring kalah". Pasukan Muslimin bergerak maju dan kemudian berhenti sejenak di tempat yang berdekatan dengan Badar (tempat paling dekat ke Madinah yang berada di utara Mekkah). Seorang sahabat bernama, Al-Hubab bin Mundhir ra., bertanya kepada Rasulullah SAW, " Apakah ALlah mewahyukan kepadamu untuk memilih tempat ini atau ianya strategi perang hasil keputusan musyawarah?". Rasulullah SAW bersabda, "Ini adalah hasil strategi perang dan keputusan musyawarah". Maka Al-Hubab telah mengusulkan kembali kepada Rasulullah SAW agar pasukan Muslimin sebaiknya bermarkas lebih ke selatan tempat yang paling dekat dengan sumber air, kemudian membuat kolam persediaan air untuk mereka dan menghancurkan sumber air yang lain sehingga dapat menghalang orang kafir Quraish dari mendapatkan air. Rasulullah SAW menyetujui usulan tersebut dan melaksanakannya [*]. Kemudian Sa'ad bin Muadh mengusulkan untuk membangun benteng untuk Rasulullah SAW untuk melindungi beliau dan sebagai markas bagi pasukan Muslimin. Rasulullah SAW dan Abu Bakar ra. tinggal di dalam benteng sementara Sa'ad bin Muadh dan sekumpulan lelaki menjaganya.
Rasulullah SAW telah menghabiskan sepanjang-panjang malam dengan berdoa dan beribadah walaupun beliau SAWmengetahui bahwa Allah ta'ala telah menjanjikannya kemenangan. Ianya melebihi cintanya dan penghambaannya dan penyerahandiri kepada Allah ta'ala dengan ibadah yang Beliau SAW kerjakan. Dan ianya telah dikatakan sebagai bentuk tertinggi dari ibadah yang dikenal sebagai 'ainul yaqiin.
Diriwayatkan,
bahwa setelah ada kejadian perampasan dan perlawanan yang dikepalai oleh
Abdullah bin Jahsy, maka kaum Musyrikin Quraisy ketika itu bertambah naik
darahnya, sangat marahnya terhadap perbuatan kaum Muslimin. Oleh sebab itu pada
saat itu mereka pada waktu akan mengadakan angkatan perdagangan kenegeri Syam
lalu berjaga-jaga, sebab perjalanan angkatan mereka pergi dan pulangnya adalah
melalui tepi kota Madinah, padahal waktu itu keadaan kota Madinah sudah boleh
dikatakan menjadi suatu kota bagi kaum pengikut Nabi Muhammad Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam.Kemudian pada suatu hari Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam mendapat kabar bahwa seperangkatan unta kaum Quraisy dengan muatan
dagangan dari Mekah sedang berangkat menuju negeri Syam sebagaimana biasa.
Angkatan perdagangan ini diikuti oleh 30 orang Quraisy dan dipimpin oleh
seorang kepala Quraisy yang bernama Abu Sufyan bin Harb, banyaknya unta memuat
dagangan ada 1000 unta dan yang dimuatnya seharga 50.000 dinar.Nabi Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam setelah menerima kabar yang sedemikian itu, lalu
berangkat ke luar Madinah dengan diiringkan oleh sebagian kecil daripada
sahabat-sahabatnya perlu menjaga gangguan mereka kepada kaum Muslimin di
Madinah. Dan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sengaja, bahwa jika
mereka itu mengganggu kepada keamanan kota Madinah, akan ditahan angkatan
perdagangan mereka. Tetapi pada waktu itu angkatan mereka dengan diam-diam
telah berjalan melalui kota Madinah, jadi tidak sampai bertemu dengan Nabi Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Oleh sebab itu, lalu angkatan mereka
ditunggu-tunggu kembalinya dari kota Syam oleh Nabi Muhammad Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam dan kaum Muslimin.
Kemudian
pada suatu hari Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menerima kabar
bahwa angkatan mereka tengah kembali dari luar negeri Syam, dan hendak pulang
ke Mekah. Sebab itu sudah tentu saja tidak berapa lama akan berjalan melalui
kota Madinah. Pada waktu itu Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lalu
memerintahkan kepada kaum Muslimin supaya mengawasi angkatan kaum Quraisy yang
sedang kembali dari negeri Syam tadi, agar mereka jangan sampai mengganggu
kemananan kota Madinah. Oleh sebagian kaum Muslimin, perintah Nabi yang
sedemikian itu diikuti dengan segera, dan sebagiannya lagi perintah Nabi itu
tidak dihiraukan, karena disangka oleh mereka Nabi tidak akan berperang, tetapi
akan menakut-nakuti angkatan Quraisy semata-mata.Kemudian pada hari tanggal 3
bulan Ramadhan, sesudah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyerahkan
pimpinan kota Madinah kepada sahabatnya Abdullah bin Ummi Maktum, berangkatlah
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersama tentara Islam sebanyak 313
orang dengan bersenjata lengkap. Diantara mereka 2 orang berkendaraan seekor unta.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersama sahabat Ali bin Abi Thalib
dan Martsad berkendaraan seekor unta, sahabat Abu Bakar, Umar dan Abdurrahman
bin Auf berkendaraan seekor unta juga, dan demikianlah selanjutnya. Bendera
Islam saat itu rupanya putih dan di bawa oleh sahabat Mush’ab bin Umair,
berjalan di muka kendaraan Nabi dan ada dua lagi bendera yang satu dibawa oleh
sahabat Ali bin Abi Thalib dan satunya lagi di bawa oleh sahabat Sa’ad bin
Muadz.
Kaum Muslimin
sebanyak 313 orang tadi terdiri dari sahabat Muhajirin 82 orang dan sahabat
Anshar 231 orang, jadi 313 orang. Menurut riwayat Ibnu Hisyam dalam Sirahnya,
adalah 314 orang terhitung dari sahabat Muhajirin 83 orang, riwayat ini pribadi
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam belumlah terhitung, maka dari itu
dengan pribadi Nabi adalah 315 orang.Menurut riwayat Imam As-Suhaili,
sebagaiman tersebut dalam kitab Fathul Bari Syarah Bukhari jilid ke 7, bahwa
ketika itu jin yang telah mengikut Islam, yang ikut menjadi tentara Islam adalah
70 orang.Perjalanan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan kaum
Muslimin setelah sampai d suatu tempat dekat dusun Shafra’, berhentilah Nabi
serta tentaranya, lalu menyuruh kepada Basis bin Amr Al-Juhani dan Adi bin Raba
Al-Juhani supaya menyelidiki dan mendengan-dengarkan kabar seperangkatan unta
perdagangan kaum Quraisy tadi di Badar.Dalam pada itu, tiba-tiba waktu itu
kabar kaum Muslimin sebagai tersebut kedengaran oleh Abu Sufyan dan
kawan-kawannya. Oleh sebab itu ia lalu minta tolong kepada seorang yang bernama
Dhamdham bin Amr Al-Ghifari supaya ia lekas menyampaikan kabar yang
menguatirkan itu kepada ketua-ketua dan kepala-kepala kaum Quraisy di Mekah.
Kemudian dengan segera Dhamdham berangkat ke Mekah dan setelah sampai di Mekah
lalu menyampaikan adanya kabar rintangan bagi perjalanan dagang kaum Quraisy
tadi yang diperbuat oleh Muhammad dan kaum pengikutnya.
C.
RAHASIA STRATEGI PERANG
RASULULLAH
Beberapa
peristiwa perang yang dilakukan Rasulullah dalam sejarah penuh dengan semangat,
ketaatan, keuletan, pengorbanan, konsolidasi penuh dari kepemimpinan dan
keprajuritan, dan penuh dengan strategi-strategi yang efektif. Yaitu strategi
dalam mengatur taktik defensif dan ofensif, peta wilayah, politik, ekonomi,
psikologi, dan militer serta visi dan misi yang diemban Rasulullah dalam setiap
peperangan.Hampir semua peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah sebagian besar
adalah dalam bentuk penyerangan, kecuali perang Khandaq, karena kaidah dalam
peperangan menyatakan bahwa strategi penyerangan lebih mempunyai potensi besar
untuk memenangkan pertarungan.Misalnya pada perang Badar, Rasulullah mengatur
beberapa strategi dalam menghadapi peperangan tersebut.Pertama, persiapan.
Setahun sebelum perang Badar terjadi, Rasulullah saw membentuk satuan pasukan
khusus untuk melakukan ekspedisi militer. Pasukan ekspedisi ini berfungsi
sebagai upaya pemetaan medan, penguasaan lapangan, pengintaian, dan berbagai
aktivitas inteligen militer lainnya. Selain itu, Rasulullah juga melakukan
mobilisasi masif, membagi komando, membentuk majelis permusyawaratan militer,
membuat prediksi perhitungan kekuatan musuh, memberikan semangat kepada
pasukan, dan menentukan posisi yang strategis.
Kedua, saat
peperangan. Ketika Rasulullah dan pasukannya sudah sampai di medan peperangan,
Rasulullah tidak melepaskan kontrol terhadap pasukannya. Beliau melakukan
inspeksi pasukannya dan memberikan pengarahan strategi yang mesti diterapkan
guna memenangkan peperangan; dengan membagi tiga komposisi, yaitu pasukan
tombak sebagai pasukan lapisan pertama, pasukan pemanah sebagai pasukan lapisan
kedua, dan pasukan pedang sebagai pasukan lapisan ketiga.Ketika perang telah
berkecamuk, awalnya pasukan muslim terdesak, karena jumlah pasukan yang lebih
sedikit dibandingkan pasukan musuh. Namun di tengah berlangsungnya pertempuran,
kondisi berubah. Pasukan musuh mulai terlihat melemah semangat dan kekuatannya.
Kondisi ini dimanfaatkan Rasulullah untuk menerapkan strategi serangan balik.
Akhirnya, pasukan musuh tercerai-berai dan berjatuhan banyak korban di pihak
mereka. Pasukan muslim memeroleh kemenangan spektakuler pada perang Badar Kubra
ini.Setelah peperangan berakhir. Rasulullah tidak lantas berleha-leha dan
berpesta fora merayakan kemenangan. Namun, Rasulullah terus membuat
kesinambungan strateginya yang lain pascaperang. Yaitu di antaranya,
memberdayakan para tawanan, menetapkan sistem perundang-undangan Daulah Islamiyah,
menerapkan sistem perekonomian negara, dan mengokohkan kekuatan militer.
Semuanya bertujuan untuk menjaga stabilitas kaum muslimin, baik secara politik,
ekonomi, maupun sosial berdasarkan aturan-aturan yang telah ditetapkan Allah
SWT.Selain perang Badar, Rasulullah dan kaum muslimin banyak mengalami
peperangan, bahkan sampai ke penjuru luar Jazirah Arab. Setiap peperangan,
dengan kondisi yang berbeda, strategi yang diterapkan pun bervariasi. Dan,
semuanya memperoleh kemenangan yang gemilang sehingga kaum muslimin menjadi
kekuatan besar di Dunia.Kemudian, apa sajakah strategi Rasulullah dan pasukan
muslimin dalam menghadapi peperangan berikutnya? Selain di medan pertempuran,
apa saja yang diterapkan Rasulullah untuk membina umatnya agar memiliki kekuatan
politik dan militer? Dan, apa saja yang menjadi aspek-aspek kemenangan
Rasulullah?
Dalam buku "Strategi
Perang Rasulullah yang ditulis oleh Muhammad Abu Ayyasy ini
akan memberikan jawabannya secara gamblang. Anda akan menemukan rangkaian sirah
Rasulullah dan para sahabatnya yang menakjubkan dalam dunia politik dan
militer.Melalui buku yang diterbitkan QultumMedia ini, Anda akan menyaksikan
perjalanan politik Rasulullah dan para sahabatnya yang ksatria. Selain itu,
Anda akan mengetahui jawabannya, mengapa Islam menjadi jaya dan memiliki harga
diri tinggi di depan musuh-musuhnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
Paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sesuai
dengan makalah asal mula terjadinya perang badar penulis menyimpulkan bahwa
bahasa dalam junalistik tidak di haruskan menggunakan satu bahasa namun bisa
juga dengan mamadukan dengan bahsa lain namun dengan penggunaan yang tepat.
Bahasa Indonesia dapat di kembangkan dengan di padukan dengan bahasa melayu
maupun bahasa asing yang lain dalam penerapannya di dunia jurnalistik
B.
Saran
Menyadari
bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber –
sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.Untuk
saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.
Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain
akan saya jelaskan tentang daftar pustaka makalah.
Casinos like LuckySeven Casino - DrmCD
BalasHapusLucky Seven Casino offers a number of casino games and promotions 광명 출장안마 including 논산 출장마사지 slot machines, video 토토 사이트 코드 poker and table games. You'll also find more 춘천 출장안마 than Rating: 4 · 김제 출장안마 1 vote